Flo’s Pearl Dream // Cerpen Lingkungan Alam - Termuat di Majalah Eksis edisi 2015 SMP Negeri 1 Baturetno



Flo’s Pearl Dream
Galuh Dewandaru Al Amanah  

       Byur byur byur. Begitu merdu irama gerakan lompat indah  Flo. Tetapi tiba-tiba, “Owh Flo dear sudahlah! Mom paham betul dengan keinginanmu memenangkan olimpiade lompat indah itu, tetapi meskipun begitu jangan sampai lupa dengan istirahat... Bagaimana jika nanti kamu kecapekkan dan akhirnya tidak sanggup mengikuti olimpiade itu? Please Flo dear!” Nasehat Mom. “Owh Mom sudahlah! Aku tak apa, 15 menit lagiii saja! Pleaseee...” Pinta Flo. “Hmm, kamu itu ya selalu saja keras kepala! Cukup 5 menit, jangan menawar!” Bentak Mom. Namun, Flo yang keras kepala itu tetap saja menghiraukan kata mamanya. Mamanya hanya bisa sabar dengan mengelus-elus dadanya karena perlakuan anak semata wayangnya itu.
       Saat pengumuman juara olimpiade lompat indah. “Untuk peraih juara pertama ialah.... Melody Dewandaa Flo!” Seru pembawa acara. Plok plok plok. Seisi ruangan dipenuhi suara tepukan tangan keriangan. “Horehorehorehoo... Aku akan  ke Laut Banda!” Ucap Flo gembira.
        Setelah selesai memasukkan semua barang ke dalam mobil, sebelum memasukki mobil, dengan tulus Flo meminta izin mamanya dengan mencium tangan mama tercintanya. “Mom, Flo berangkat dulu ya! Mom di rumah sendirian selama 3 hari, jadi tolong jaga diri Mom baik-baik ya...” Nasehat Flo disertai senyuman manis. Mama Flo pun ikut tersenyum yang tak kalah manisnya dengan Flo.
       18 Jam kemudian, akhirnya sampai di tempat tujuan. Flo membuka tirai jendela mobinya. Terkagetkan karena mobilnya berada di depan hotel bukan di depan Laut Banda, “Lho bang, katanya dah sampai tujuan... Terus, kok adanya malah hotel sih, bukan Laut Banda?!” Tanya Flo kecewa. “Maaf dek, memangnya adek enggak tahu apa sekarang jam berapa? Memangnya adek pengen ke Laut Banda-nya sekarang...?” Kata sopir taksi melempar tanya. Flo segera melihat jam tangan kucingnya, disana menunjukkan pukul 24.35 WIB. Mulut Flo nyengir ke samping seperti kedelai tolol. Sopir taksi menanggapinya dengan menahan tawa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
         Tok tok tok. Suara ketukan pintu sejak 1 jam yang lalu akhirnya berhasil menggugah Flo dari tidur lelapnya. Huaaah! Flo menguap sampai lalat akan memasukki mulutnya, dan Flo berhasil membunuhnya dengan aksi kungfu pandanya. Sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal ia berkata, “Siapa sihh? Pagi-pagi dah ngganggu tidur orang aja!” Celotehnya. “Maaf adek Flo, ini sudah waktunya berangkat ke Laut Banda! Lihat!!” Jelas seseorang dibalik pintu. Mata Flo melotot, mulutnya melongo, “Apa?! Oh My God...” Celoteh Flo kaget. Ia bergegas menuju kamar mandi.
         Beberapa menit kemudian, Flo berlari sekencang gelombang tsunami Aceh, sampai-sampai beberapa orang jatuh dibuatnya. Ketika sampai di luar hotel, hosh hosh hosh, Flo tak dapat mengatur nafasnya. “Hei nak, ayo cepatlah!” Seru seorang tante cantik. Flo berlari menghampirinya. “Untung saja nak, hampir saja... But good job! Kamu datang tepat waktu! Sipp...” Uji tante cantik dan ramah itu sambil mengacungkan kedua jempolnya. Flo tertawa kegirangan.
        Sesampai di Laut Banda, Flo bersenang-senang. Berenang, memfoto, berselancar, mambuat istana pasir, bahkan bermain vollyballl. Ia bersenang-senang sampai larut malam, sampai akhirnya ia tertegun pada suatu tempat aneh yang belum ia kunjungi sedari tadi. Dengan berani ia mendekati tempat itu. Sesampai disitu, tak disangka tempat itu alangkah indahnya! Bulan purnama nampak sangat jelas. Namun, tidak lama kemudian, Flo mendengar isakan tangis seorang gadis. Ia mencari dimana suara itu berasal. Akhirnya ia menemukan asal suara tangisan itu, tepat di depannya. Ada seorang gadis tengah duduk di atas batu karang sedang menangis sendirian. Flo tertarik dengannya karena parasnya nan begitu cantik. Flo menghampiri gadis itu, “Mengapa kamu menangis?” Tanya Flo kepo. Namun, gadis itu hanya menoleh pada Flo dengan tatapan aneh dan terus diam. Mereka berdua jadi diam seribu bahasa. Sampai detak jantung Flo semakin berdebar-debar. Ia takut karena ia kira gadis itu adalah sosok hantu sedang gentayangan. Namun, Flo seperti dipegangi seluruh anggota badannya, sehingga ia tidak bisa bergerak ataupun lari. Flo ingin menjerit, namun pita suaranya seperti telah patah. Flo benar-benar ketakutan sekarang. Matanya mulai mengeluarkan ratusan tetes air. Betapa terkejudnya Flo karena tiba-tiba gadis itu mengusap air matanya dengan jari jemari lentiknya sambil berkata, “Jangan menangis! Please! Itu akan membuatku semakin sedih...!” Pinta gadis itu tiba-tiba. Mata Flo segera membendung semua air matanya seketika. Dan sejak itu pula, Flo normal kembali. Ia dapat bergerak. Tadinya ia ingin lari, namun hatinya melarangnya karena begitu berat rasa keingin tahuannya terhadap gadis itu. Dengan terbata-bata Flo berkata, “Se sebenarnya siapa kau? Me mengapa kamu sedih?” Kata Flo berusaha bertanya. “Wahai manusia! Kamu memiliki rasa keingin tahuan dan keberanian yang tinggi. Jika kamu ingin tahu, maka bersedialah dikau tuk ikut denganku ke suatu tempat dimana kau akan menemukan jawabannya!” Ajak gadis itu. Flo mengangguk.
       Sebelum pergi berjalan, Flo tertegun, “A ada apa dengan kakimu? Kau, kau tak punya kaki? Kau ber berekor?!” Tanya Flo setelah melihat sirip putih gadis itu. Tetapi, gadis itu tidak menjawab, ia malah menarik tangan Flo kuat-kuat ke dalam Laut Banda. Flo tidak bisa menolaknya, sehingga ia hanya berharap semoga Tuhan melihatnya dan segera menolongnya.
       Aaaaah! Keluh Flo, matanya sakit terkena sinar terang menderang. Ia terbangun dari tidurnya, ia ingin pergi ke kamar kecil, ia pun akan pergi. Namun, brakk! Ia tak bisa lari, karena ia tak punya kaki, ia hanya memiliki sebuah sirip  tosca. Flo hampir pingsan melihatnya. Tak lama kemudian, “Owh Flo! Kau sudah bangun... Eh kau mau tidur lagi?” Ucap gadis semalam. Flo akan pingsan lagi. “Flo!” Teriak gadis itu cemas. “Apakah kamu baik-baik saja?” Tanya gadis itu lagi. “Baik darimana! Lihat aku tak punya kaki sekarang! Mengapa aku malah punya,.. apa ini! Hah! E Ekor... Ekor yang jelek dan amis! Euhh... Huhuhuuhuuu....” Tolak Flo sambil berusaha menangis. “Owh, ayolah Flo jangan pura-pura menangis! Jika kau menangis tak ada yang tahu! Karena kamu sekarang berada di dunia laut, di dalam air...” Tegas gadis itu. Flo melongo dan mau pingsan lagi. Gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda menyerah.

       Menyebalkan! Bagaikan dipenjara 1000 tahun saja ane  disini! Gumam keluh Flo. “Flo, ini aku buatkan makanan terlezat khas dunia kami... Silahkan dimakan, enak lho...” Rayu gadis itu. Flo mencoba memakan makanan khas itu meskipun sebenarnya tidak bernafsu. Sebelum memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya, ia melihat gadis serupa dengan gadis yang sedang duduk di sampingnya. “Dia siapa? Mirip banget sama kamu?” Tanya Flo. “Dia kan orang yang kamu temui semalam... Dia saudara kembarku.” Jawab gadis itu. “Nama kalian?” Tanya Flo lagi. “Aku Meiana dan saudara kembarku itu Diana.” Flo mengangguk-angguk. “Kalian itu saudara kembar yang sangat identik, namun sifat kalian kelihatannya tidak identik... Kamu ceria, baik, dan ramah, sedangkan Diana suka badmood, cuek, dan tidak begitu ramah... Jujur saja aku lebih menyukaimu. Btw, kenapa Diana badmood terus?” Tanya Flo kepo. “Ka Diana itu pewaris tahta kerajaan ini, karena ia merupakan keturunan pertama dari orangtuaku. Dan orangtuaku sudah meninggal ketika kami masih berusia 6 tahun... Kerajaan kami ini sedang mendapat masalah besar. Kami tidak bisa berbuat apa-apa, karena kami masih terlalu kecil tuk memimpin. Akhirnya begitulah jadinya ka Diana, ia selalu badmood padahal sudah berhari-hari aku berusaha merayunya, namun selaluuu saja gagal...” Curhat Meiana sedih. “Jadi, kalian itu princess di dunia laut ini? Memangnya apa masalah besar itu?” Tanya Flo lagi. “Yap! Masalahnya, laut kami semakin lama semakin kotor karena sampah, banyak rakyat kami termasuk para hewan meninggal karena bom atau pukat harimau, banyak juga rakyat kami yang dicuri dan disiksa, terumbu-terumbu karang laut ini pun jumlahnya terus berkurang dan rusak, dan masiiih banyak lagi.” Cerita Meiana. “Itu semua kan karena ulah manusia, dan aku ini manusia... Namun, mengapa kalian malah membawaku kesini? Memangnya kalian tak takut padaku? Atau,... kalian malah akan menyiksaku?” Tanya Flo takut keheranan. “Tidak, tenang saja. Justru kamu ini dibawa kesini karena kami percaya padamu, bahwa kamu akan ikutserta membantu menangani masalah kami ini. Kamu bersedia bukan?” Tanya Meiana. Flo mengangguk mantap.
       Pagi itu, Flo duduk mendekati Diana. “Princess, apa yang harus kulakukan untuk menanggung kesalahan umat manusia?” Tanya Flo. “Kamu harus mengembalikan dunia kami seperti semula dan berjanjilah padaku bahwa teman-temanmu tak akan  mengganggu kami lagi...!” Jawab Diana tegas. “Kalau begitu kembalikan aku ke dunia asalku dulu saja, supaya kami bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan kami...” Pinta Flo. “Baiklah. Akan tetapi peganglah erat-erat janjimu itu! Jika tidak, maka akan terjadi sebuah bencana dahsyat di duniamu... Ingat itu!” Nasehat Diana. Lagi-lagi Flo mengangguk.
       Sebelum akan pergi pulang, tidak sengaja Flo melihat sebutir mutiara putih bersinar terang sangaaaat cantik di dalam istana. Flo terpesona dengan mutiara itu. Dia akan menyentuhnya, “Jangan sembarangan! Ini bukan mutiara biasa! Ini satu-satunya warisan kerajaan kami yang dapat melindungi kerajaan ini... Ini mutiara ajaib!” Bentak Diana dan Meiana. “Tapi, aku sangat menyukainya... Bolehkah aku memilikinya, pleaseee?” Rayu Flo. “Tentu saja tidak!” Jawab kedua saudara kembar identik itu. Flo sangat sebal mendengarnya.
        Setelah berpamitan, Flo pulang dengan kakinya yang dulu. Ia begitu senang karena ia telah kembali bebas karena kecerdasannya. Begitu gampangnya bangsa laut dibohongi... Gumam Flo sombong.
         Beberapa hari berlalu, bulan berganti tahun. Flo lupa akan semua janjinya. Yang ada di pikirannya hanyalah merebut mutiara ajaib milik kerajaan laut. Bahkan, laut pun malah semakin kotor dan parah. Bangsa laut mulai menyadari akan kekhianatan umat manusia. Namun, mereka hanya berserah diri kepada Tuhan. Sampai suatu hari, Umat manusia sengaja menghancurkan laut hanya karena sebutir mutiara ajaib itu. Laut telah musnah, berantakan. Umat manusia malah sebaliknya, mereka bahagia mendapatkan semua apa yang mereka inginkan, termasuk mutiara ajaib...
       Sampai suatu hari, semua rakyat laut berkumpul di kerajaan laut untuk berdoa memohon-mohon kepada Tuhan supaya umat manusia segera sadar akan kekeliruannya selama ini, mengkhianati, merusak, dan tak tahu berterimakasih. Mereka terus berdoa berhari-hari, sambil menangis tersedu-sedu. Siang ditelan malam. Malam ditelan siang. Sampai suatu hari, Tuhan mengabulkan permintaan bangsa laut untuk menyadarkan umat manusia, dengan cara memberi berbagai macam bencana besar, seperti banjir, bahkan tsunami. Dan sejak itulah umat manusia menyadari semua kesalahan-kesalahannya dan terus berusaha memperbaiki kesalahan-kesalahan mereka.
       “Flo, bangun! Tuh kan bener Mom bilang, kamu kecapekkan kan gara-gara latihan lompat indah mulu... Sampai ketiduran kaya gini lagi! Kepedean sih kamu. Ayo bangun, makan nih nasinya! Supaya bertenaga lagi, dan bisa memenangkan olimpiade lompat indah itu...” Bentak Mom yang membuat Flo terbangun. Setelah selesai makan, Flo berjanji pada ibunya, “Mom, iya deh ane mulai sekarang enggak mau buang sampah sembarangan dan mengganggu hewan laut lagi... Ane sadar!” Ungkap Flo. “Bagus kalau begitu! Jaga janjimu! Ingat itu...” Nasehat Mom. Flo kaget dengan apa yang dijawab mamanya barusan. “Iya Mom, Flo janji!” Jawab Flo mantap dapat dipercaya.

~ Mimpi itu akan menjadi mimpi yang tak akan pernah dilupakan Flo. Ia mendapat banyak sekali pelajaran dari mimpi itu. Menurut Flo mimpi itu sama berharganya dengan mutiara ajaib yang dimimpikannya, sehingga Flo sering menyebut mimpinya itu dengan sebutan        Flo’s Pearl Dream. 
#(^_^)#
***





Komentar

Postingan Populer