Hadiah ke Taman Laut Nasional Raja Ampat // Cerpen Cinta



Hadiah ke Taman Laut Nasional Raja Ampat
Galuh Dewandaru Al Amanah


            Ada seorang anak perempuan yang bernama Harukichi Chikanatsu (Rukichi). Dia duduk di kelas 1 SMP dan berumur 13 tahun. Dia telah beranjak remaja. Meskipun begitu, dia bersifat manja, centil, pandai, cantik, manis, dan pemberani. Ia adalah anak semata wayang, sehingga kedua orang tuanya terlalu memanjakannya dan memperlakukannya seperti anak TK.
               Suatu hari, setelah pulang dari sekolah, Rukichi duduk termenung di sofa teras, hari ini Rukichi sangat sedih karena liburan kenaikan kelas tahun ini, Rukichi tidak berlibur kemana-mana. Padahal, nilai semesternya kali ini jauh lebih bagus dari nilai semester sebelumnya, itu semua karena orang tuanya yang terlalu  sibuk dengan pekerjaannya. Didalam hati ia bertanya-tanya ‘Mengapa nasibku begitu menyedihkan?’
               Beberapa menit kemudian, datang seorang tukang pos dengan meletakkan sesuatu kedalam kotak pos rumah Rukichi. Setelah tukang pos itu pergi, segeralah dia membuka kotak pos rumahknya dan ia melihat ada sepucuk surat berwarna emas cerah yang terlihat misterius dan dibelakangnya tertulis ‘Untuk Harukichi Chikanatsu’, ia terkejut dan penasaran apakah isi yang ada di dalam sepucuk surat misterus itu. Kemudian, dia masuk ke dalam kamarnya dan segera membuka sepucuk surat misterius itu. Setelah dibuka, di dalamnya terdapat dua lembar kertas, kertas pertama berbentuk persegi berukuran besar, dan kertas kedua berbentuk persegi panjang berukuran kecil. Rukichi baca kertas persegi berukuran besar terlebih dahulu, disitu tertulis :

‘ Selamat Harukichi Chikanatsu! Kamu adalah salah satu pemenang kuis seyembara Anak Jenius. Ide kreatif yang kamu berikan sangatlah berharga bagi kemajuan pendidikan bangsa dan negara! Maka kami kakak-kakak redaksi memberikan sebuah hadiah kepadamu, yaitu tiket berlibur ke Taman Laut Nasional Raja Ampat gratis bersama pemenang-pemenang kuis seyembara anak jenius lainnya dan kakak-kakak redaksi kuis Anak Jenius. Maka bersiap-siaplah yaaa... ‘
 

Dilihatnya kertas yang satunya lagi, ternyata kertas itu adalah tiket berlibur ke Taman Laut Nasional Raja Ampat-nya. Setelah itu, ia baru ingat bahwa satu bulan yang lalu dia pernah mengikuti kuis seyembara Anak Jenius tentang ide-ide kreatif untuk memajukan pendidikan bangsa dan negara. Rukichi sangat senang, ia merasa seperti sedang mimpi dan ingin menjerit sekeras-kerasnya.
               Rukichi sangat bersyukur kepada Tuhan. Tetapi, ia takut bila hal ini diketahui oleh orang tuanya, pasti mereka tidak akan mengizinkannya untuk pergi, karena Rukichi adalah anak semata wayangnya dan mereka terlalu mengkhawatirkan Rukichi, juga memperlakukannya seperti anak TK. Di dalam hati ia berkata Owh Tuhan, apa yang harus kulakukan? Aku sangat ingin pergi ke Taman Laut Nasional Raja Ampat yang sangat indah itu, tapi bagaimana jika orang tuaku tidak mengizinkanku untuk pergi? Apa aku pergi saja tanpa sepengetahuan mereka... Aku sangat bingung Tuhan...
               Malamnya, ia tak bisa tidur karena ia masih memikirkan soal hadiah liburan itu. Rukichi tidak mau tidur sampai larut malam, akhirnya dipaksakanya dan dinenangkannya dirinya untuk segera tidur setelah berdoa mau tidur. Tidak lama kemudian, ia terbangun dari tidurnya yang nyenyak itu, tak disangka dia berada di dalam sebuah ruangan yang semuanya berwarna putih bak kabut tebal yang menyelimuti bumi. Rukichi berdiri tegak dan mengamati lingkungan sekitarnya, disini sangat sunyi seperti di tengah hutan liar juga tidak ada suatu barang apapun, bahkan debu saja tidak ada dan dia tidak tahu apa yang ia injak. Dengan penuh rasa ketakutan, Rukichi berlari secepat mungkin sambil berusaha mencari orang lain. Beberapa saat kemudian, ia menemukan seorang wanita yang wajahnya tidak terlihat kerena tertutupi cahaya yang begitu cerahnya, langsung ia bertanya padanya dengan aga rasa takut,
     “Hei Kak, apa yang terjadi disini? Aku berada dimana dan pergi kemanakah orang-orang sekitar?” Katanya penasaran.
     Wanita itu malah tertawa geli dan berkata, “ Hai juga Rukichi, disini hanya ada kamu seorang, hanya saja kamu tidak menyadarinya... “
     Lalu, melanjutkan kata-katanya, “Penuhi saja semua keinginanmu, kamu tidak perlu takut, karena itu semua adalah hakmu. Maka, tidak ada orang yang berhak melarangmu jika itu baik, tetapi kamu harus jujur dan mendapat izin dari kedua orang tuamu atau keluargamu...” Katanya lagi dengan sangat meyakinkan.
               Rukichi langsung melongo. Kata-katanya itu benar-benar telah membutakan dirinya. Dilihatnya dengan sebuah kedipan, wanita itu langsung menghilang entah kemana. Lalu, dikedipkannya lagi matanya sekali, ia langsung kembali kedalam kamarnya dengan posisi sedang bangun dari tidur nyenyaknya.
              Rukichi tidak percaya itu semua, ternyata itu semua hanyalah mimpi. Karena ia tidak terlalu memikirkan mimpi aneh itu, dia segera turun dari kasurnya, tiba-tiba saja ia merasa menginjak sesuatu yang sangat halus. Dilihatnya sesuatu itu, dan itu adalah sehelai bulu putih bersih yang sangat halus. Rukichi berpikir sejenak, ‘atau jangan-jangan wanita dimimpiku itu adalah sebangsa bidadari atau malaikat, dan ini adalah sehelai sayapnya yang rontok, tapi...’
“Rukichi, sini sayang!” Panggil Bundanya tak sabar.
 ‘Bundanya telah memecahkan pikirannya, dengan kesal ia menghampiri Bundanya.
“Ada apa sih Bun? Kayaknya kok penting banget...” Ucapnya kesal.
“Eh, jangan marah dong! Kamu menang kuis ya nak...” Tanya Bundanya.
“Emm, Bunda tahu dari mana?” Tanya Rukichi kembali dengan bingung.
“Itu dari radio, hadiahnya liburan gratis ke Taman Laut Nasional Raja Ampat kan...” Ucap Bundanya bangga.
“Iya, hehe” Kata Rukichi malu.
“Katanya suratnya sudah dibagikan dari kemarin, kok kamu gak kasih tahu Bunda sama Ayah sih? Kenapa, kamu takut kalau gak diizinin sama Bunda Ayah... Emang sih, selama ini kami terlalu mengkhawatirkanmu seperti anak TK, tapi sekarang tidak lagi, soalnya kamu sekarang udah gedhe alias ABG!“
“Hahahaa, iya Chi!” Sahut Ayahnya yang tiba-tiba saja muncul dengan cepatnya seperti angin yang sedang berhembus dengan kencangnya.
“Ayah sama Bunda udah mutusin semua ini, dan kami baru sadar bahwa kami selama ini sudah memperlakukanmu seperti anak TK dengan berlebihan... Kami minta maaf deh!” Lanjut Ayah, dengan memohon.
“Hhh, iya-iya... Tapi, Rukichi bener-bener boleh pergi liburan kan, hehe...” Kata Rukichi manja.
“Iya sayaang...” Kata orang tuanya serempak.
“Kumat lagi nih...” Ejeknya.
“Habisnya kamu juga manja sih...” Kata Bundanya yang tak mau kalah.
“Iya, tuh! Setuju banget” Kata Ayah Rukichi ikut-ikutan.
“Iya deh iya! Hehehee...” Katanya dengan merasa bersalah.
               Setelah percakapan itu semua berlangsung, Ayah dan Bunda Rukichi segera membantu Rukichi untuk menyiapkan segala kebutuhan Rukichi untuk berlibur. Besok adalah hari dimana Rukichi berlibur ke Taman Laut Nasional Raja Ampat. Sampai semangatnya Rukichi, ia tak mau ada barang satupun yang tertinggal dan setelah salat isya ia segera menuju kamarnya untuk tidur malam, meskipun jam dinding baru menunjukkan pukul 19.15 WIB.
               Keesokan harinya tepat pukul 04.00 WIB, Rukichi dibangunkan oleh alarm jam ayam mininya.
     “Huaaah...” Rukichi menguap.
Rukichi mengucek-ucek matanya dengan menggunakan kedua tangannya. Ia menoleh ke arah tempat jam ayam mininya berdiri dan melihat bahwa jam itu menunjukkan sudah satu menit berlalu, yaitu pukul 04.01 WIB. Dengan spontan ia langsung meraih handuk bergambar Menara Eiffelnya dan berlari ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi, ia melaksanakan ibadah salat subuh berjamaah dengan Ayah Bundanya. Tidak lupa, setelah salat ia berdoa supaya perjalanannya lancar dan tidak ada suatu masalah apapun alias suasananya menyenangkan.
               Setelah semuanya siap, Rukichi segera meminta pamit pada Bundanya, juga doa restu supaya keadaanya baik-baik saja. Lalu, Rukichi berjalan menuju mobil putih Ayahnya.
     “Hati-hati di jalan yah Ayah Rukichi! Semoga lancar!” Kata Bunda.
     “Jaga nama baik keluarga ya Rukichi! Ingat itu!” Lanjut Bunda tegas.
     “ Ya!” Kata Rukichi singkat.
     “Dah Bun...” Kata Ayah dan Rukichi serempak.
     “Daah...” Kata Bunda membalas.
               Mobil telah berjalan dengan kecepatan sedang. Rukichi duduk santai sambil menikmati pemandangan. Setengah jam berlalu, tapi tempat tujuan belum sampai juga. Rukichipun menengok jam tangannya, jam itu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Padahal, tempat berkumpulnya tepat pukul 07.00 WIB.     Dengan cemas Rukichi berkata “Masih lama gak Yah? Udah jam setengah tujuh nih...”
“Sebentar lagi kok. Tenang yaa...” Jawab Ayahnya santai.
Rukichipun percaya. 15 Menit kemudianpun sampai juga.
Dengan lega Rukichi berkata “Makasih Yah, udah nganterin Rukichi...”
“Ya, sama-sama nak!” Jawab Ayah senang.
               Lalu, Ayah menemani Rukichi untuk masuk ke tempat perkumpulan dan ikut menunggu. Disitu Ayah Rukichi berbincang-bincang dengan kakak-kakak redaksi. Rukichi hanya memperkenalkan dirinya pada kakak-kakak redaksi dan mendengar percakapan Ayahnya dengan mereka. 15 Menit kemudian Rukichi berangkat ke Taman Laut Nasional Raja Ampat dengan menaiki bus mini untuk menuju ke bandara. Satu setengah jam-pun Rukichi dan lainnya telah sampai di Taman Laut Nasional Raja Ampat. Setelah sampai, mereka menata barang-barangnya masing-masing di Tempat Inap Raja Ampat. Rukichi tinggal selama seminggu disitu. Setelah selesai menata barang-barang, mereka saling memperkenalkan diri. Hanya ada sembilan orang pemenang hadiah kuis, mereka usianya berkisar antara 12-15 tahun. Terdiri dari 5 orang perempuan dan sisanya laki-laki. Mereka (perempuan) adalah Mishima Utada, Chikuma Aida, Arisa Higashikuni, Kae Sung Seoul, dan Harukichi Chikanatsu. Sedangkan mereka (laki-laki) adalah Ahn Min Wan, Matsudaira Matsushina, Shinji Fujimara, dan Atshushi Chikanatsu.
               Rukichi bersahabat dengan Mishima dan Chikuma. Mishima jenius, kreatif, cerewet, galak, tapi baik hati. Sedangkan Chikuma mempesona atau cantik, lucu, imut, baik hati, bandel, tapi pandai. Mereka bertiga bersahabat dengan baik. Matsuda terpesona oleh kecantikan Chikuma, tetapi Chikuma suka dengan Shinji. Shinji adalah pemimpin Geng Taaorapa (Rukichi dan 8 temannya). Shinji bijaksana, dermawan, tegas, juga pandai. Shinji malah terpesona oleh kejeniusan Mishima, tetapi tidak ada temannya yang mengetahuinya, termasuk Mishima sendiri. Sedangkan, Mishima sudah sangat suka pada kakak kelasnya dulu, yang bernama Hoshi. Rukichi suka dengan Natsu. Namun, Rukichi hanya memendam dalam-dalam rasa tersebut. Tidak ada yang mengetahui Natsu menyukai siapa. Natsu keren, tampan, humorous, kutu buku, cuek, tetapi baik dan pandai. Arisa juga terpesona oleh Natsu. Arisa menganggap Rukichi sebagai musuhnya, tetapi Rukichi tetap biasa saja dan menganggap Arisa sebagai kawannya. Arisa bersahabat dengan Sung Seoul. Arisa cantik, manis, licik, dan sombong. Sung Seoul agak bodoh, tolol, tetapi kaya raya dan pandai bahasa Korea.
               Natsu mengetahui bahwa Arisa menyukainya, tetapi Natsu selalu bersikap cuek pada Arisa bila Arisa mendekatinya. Diam-diam Rukichi dengan dibantu dua sahabatnya, mencari info tentang Natsu, tanpa sepengetahuan Natsu, tetapi teman dekatnya Natsu yaitu  Min Wan telah mencurigai Rukichi, meskipuh Min Wan belum memberitahu Natsu.
               Sore itu, Rukichi sedang duduk di tempat duduk dari kayu di kamar tempat inapnya dengan bermain komputer. Ia sedang mencari info tetang Natsu lewat internet sambil meminum sebotol soda kesukaannya. Semua info yang telah ditemukannya ditulis pada selembar kertas putih kecil menggunakan pensil. Ketika Rukichi sedang melanjutkan tulisannya, tiba-tiba ada seseorang masuk kedalam kamarnya tanpa mengetuk pintu kamarnya. Secara spontanpun Rukichi menoleh dengan senyum.
“Cekrikk” Suara kamera yang sedang mengambil gambar.
Rukichi kaget. Tak disangka yang memotonya adalah Natsu. Ia deg-degan dan merasa malu pada Natsu.
“Maaf, telah membuatmu kaget!” Kata Natsu memulai pembicaraan.
“Iya, gak papa kok...” Kata Rukichi deg-degan.
“Owh ya, kamu lagi ngapain?” Tanya Natsu sambil melihat layar komputer Rukichi.
“Emmt, gak ngapa-ngapain kok. Hee...” Jawab Rukichi sambil menutupi layar komputernya.
“Sama! Kalau gak ada kerjaan, lebih baik kita jalan-jalan aja yuk sambil mencari ilmu di daerah ini!” Kata Natsu tanpa malu-malu.
“Boleh aja... Tapi jalan-jalan kemana?” Tanya Rukichi sambil mematikan komputernya.
“Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat dan tempat itu indah sekali.” Jawab Natsu senang.
“Aku jadi penasaran deh. Ayo kalau gitu!” Kata Rukichi semangat.
               Mereka berdua mulai berjalan-jalan ke tujuan. Perjalanan tidak begitu jauh dan hanya membutuhkan waktu singkat. Setelah sampai di tujuan, ternyata tempat indah itu adalah Pantai yang belum terkenal tetapi indahnya luar biasa.
“Wouw! Indah banget... Suer werkewer-kewer deh... Hahahha...” Kata Rukichi jujur.
“Bisa jadi, tapi tepatnya biasa aja...” Kata Natsu.
“Bukan biasa, tapi luar biasa!” Bantah Rukichi.
“Iya, tadi cuman bercanda kok.” Kata Natsu.
“Emmt, Natsu kalau boleh tahu kamu suka sama siapa?” Tanya Rukichi.
 “Pokoknya nama belakangnya itu sama persis kayak nama belakangku...” Jawab Natsu.
“Owh, tapi ngomong-ngomong nama belakangmu itu apa?” Tanya Rukichi.
“Memangnya kamu belum tahu... Kalau pengen tahu cari info aja!” Jawab Natsu
Rukichi tidak menjawab. Ia sangat penasaran siapakah orang yang disukai oleh Natsu. Akhirnyapun mereka pulang tanpa bercakap-cakap dan sejak itu Rukichi mulai mencari informasi.
               Sesampai di Tempat Inap Rukichi menceritakan kejadiannya tadi bersama Natsu kepada dua sahabatnya. Keesokan harinya, Rukichi mulai mencari informasi. Dia menanyai seluruh anggota Geng Taaorapa dan beberapa kakak redaksi, tetapi mereka tidak tahu dan ada yang tidak mau memberi informasi, juga ada yang lupa. Rukichi sedih, tapi rasa sedih itu sedikit demi sedikit hilang dari hati Rukichi, karena kedua sahabatnya menghibur dan menyemangatinya. Akhirnya semangat Rukichi pulih. Rukichi mencoba sekali lagi bertanya pada teman dekatnya Natsu yaitu Min Wan.
“Min Wan, tolong beritahu aku secara jujur, sebenarnya nama lengkapnya Natsu itu siapa?” Tanya Rukichi
Min Wan hanya diam dan mengacuhkannya, tetapi Rukichi tidak putus asa,
“Min Wan plis, beri tahu aku! Ya sebenarnya selama ini aku menyukai Natsu, dan orang yang disukai Natsu itu nama belakangnya sama persis dengan nama belakangnya Natsu...” Jelas Rukichi lebar-lebar.
“Owh ya? Itu berarti kamu!” Jawab Min Wan tak percaya.
“Maksud kamu... Itu berarti nama lengkapnya adalah Atshushi Chikanatsu dong!” Ucap Rukichi senang.
“Ya ya ya... Kalau masih enggak percaya coba tanya aja sama Natsu!” Ucap Min Wan.
“Ide bagus itu! Makasih yaa Min Wan atas informasinya... Kamu memang teman yang baik, pantas saja Natsu suka bergaul denganmu!” Kata Rukichi jujur.
“Okey!” Jawab Min Wan dengan tersenyum.
               Rukichipun sangat senang, karena ternyata Natsu itu suka padanya. Dengan senang Rukichi menghampiri Mishima  dan Chikuma. Rukichi menceritakan bahwa dialah yang disukai oleh Natsu. Dua sahabatnyapun ikut senang tak percaya, dan segera membantu Rukichi mencari Natsu. Tak lama kemudian, mereka menemukan Natsu sedang berdiri menikmati suasana alam sendirian di tepi danau. Dua sahabat Rukichipun mendorong Rukichi supaya mendekati Natsu dan menanyakan apa benar yang disukai Natsu adalah Rukichi. Dengan rasa malu dan senangpun Rukichi menghampiri Natsu.
“Hai Natsu! Sedang apa?” Celoteh Rukichi.
“Hai juga! Ini aku sedang menikmati keindahan danau ini” Jawab Natsu riang.
“Owh, Natsu aku mau tanya nih! Jawabnya jujur ya...” Ucap Rukichi.
“Okey! Emang mau nanya apa?” Tanya Natsu.
“Nama belakangmu itu Chikanatsu kan... Apakah orang yang kamu sukai itu aku?” Tanya Rukichi kembali.
“Emmt, sebenarnya iya... Harukichi Chikanatsu! Maaf ya dah buat kamu penasaran.” Jawab Natsu.
“Hemm iya gak papa. Hehe... Aku juga sama kamu, maaf juga baru jujur!” Jawab Rukichi senang.
“Ya.” Jawab Natsu senang.
Mereka berduapun akhirnya bahagia bersama dan selalu berhubungan meskipun jarak tempat tinggal mereka jauh. Hadiah ke Taman Laut Nasional Raja Ampat adalah pengalaman yang tak kan mereka lupakan dan merupakan sejarah cinta antara Atshushi Chikanatsu dan Harukichi Chikanatsu. Mereka berdua juga memberi nama kisah cinta mereka, yaitu ‘Cinta Chikanatsu’. Arisa sangat cemburu soal itu, tapi akhirnya ia tersadar bahwa cinta itu tidak boleh dipaksakan dan akhirnya Arisa menjadi teman dekat Rukichi.


SELESAI

Komentar

Postingan Populer